Blog ini sedang dalam penyempurnaan kembali. Maaf bila mengganggu kenyamanan anda. Terimakasih

KUBE mendorong Produktifitas dan Mengurangi Kemiskinan dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi


Majalah Sinar Edisi I/2008/ nomor 137

Permasalahan Kemiskinan merupakan masalah yang perlu ditangani secara lintas sektoral, berkesinambungan dan senergis. hal ini dikarenakan masalah kemiskinan merupakan sumber muncul dan berkembangnya permasalahan sosial yang lain, seperti anak terlantar, pengemis, gelandangan, keluarga berumah tidak layak huni, tuna susiala, dan sebagainya. Oleh kerena itu, masalah kemiskinan merupakan masalah yang harus ditangani secara serius baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Namun demikian, harus diakui setelah beberapa kali rezim pemerintahan berganti, taraf kesejahteraan rakyat Indonesia masih belum maksimal. Pemenuhan taraf kesejahteraan sosial perlu terus diupayakan mengingat sebagian besar rakyat Indoneisa masih belum mencapai taraf kesejahteraan sosial yang diinginkannya. Upaya pemenuhan kesejaheraan sosial menguak menjadi isu nasional. Asumsinya, kemajuan bangksa ataupun keberhasilan suatu rezim pemerintahan, tidak lagi dilihat dari sekedar meningkatnya angka permasalahan ekonomi. kemampuan penagannan terhadap para penyandang masalah kesejahteraan sosialpun manjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Seperti penanganan maslaah, kemiskinan, kecacatan, keterlantaran, ketunaan sosial maupun korban bencana alan dan sosial.

Kemajuan pembangunan ekonommi tidak akan ada artinya jika kelompok sasaran penyandang masalah sosial di atas, tidak dapat terlayani dengan baik. Bahkan muncul anggapan jika para penyandang masalah sosial tidak terlayani dengan baik, maka bagi mereka "kemerdekaan adalah sekedar lepas dari penjajahan" Seharusnya "Kemerdekaan adalah lepas dari kemiskinan".

Untuk itu pembangunan di bidang kesejahteraan sosial terus dikembangkan bersama dengan pembangunan ekonomi. Tidak ada dikotomi antara keduanya. hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan Nancy Birdsal (1993) yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah juga pembangunan sosial. Tidak ada yang utama diantara keduanya. Pembangunan ekonomi jelas sangat mempengaruhi tingkat kemakmuran suatu negara, namun pembangunan ekonomi yang sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar, tetap tidak akan mampu menjamin kesejahteraan sosial pada setiap masyarakat. Bahkan pengalaman negara maju dan berkembang seringkali memperlihatkan jika prioritas hanya difokuskan pada kemajuan ekonomi memang dapat memperlihatkan angka pertumbuhan ekonomi. Namun sering pula gagal menciptakan pemerataan dan menimbulkan kesenjangan sosial. Akhirnya dapat menimbulkan masalah kemiskinan yang baru. Oleh karenanya penanganan masalah kemiskinan harus didekati dari berbagai sisi, baik pembangunan ekonomi maupaun kesejahteraan sosial.

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui prosie kegiatan PROKESOS untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya.

KUBE adalah Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos) yang diluncurkan Pemerintah RI sejaht tahun 1990. KUBE ini dibentuk dengan harapan agar para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terdapat di Indonesia dapat tereliminir sedikit demi sedikit.

KUBE merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dari keseluruhan proses PRODESOS dalam rangka MPMK. KUBE tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan prosedur baku PROKESOS kecuali untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup Keseluruhan proses. Pembentukan KUBE dimulai dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan sosial, pelatihan keterampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan.

Tujuan KUBE diarahkan kepada upaya mempercepat penghapusan kemiskinan, melalui :
- Peningkatan kemampuan berusaha para anggota KUBE secara bersama dalam kelompok
- Peningkatan pendapatan
- Pengembangan Usaha
- Peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota KUBE dan dengan masyarakat sekitar.

Program KUBE merupakan salah satu strategi Departemen Sosial untuk memberdayakan keluarga miskin guna meningkatkan pendapatan keluarga mereka melalui kegiatan ekonomi produktif dan pembentukan lembaga keuangan mikro. Program itu dilakukan dengan pemberian modal usaha, pelatihan usaha, peningkatan ketrampilan, bimbingan motivasi usaha dan pendampingan.

KUBE ini disertai dengan adanya pendampingan, sehingga usaha yang digeluti KUBE dapat berkembang dengan optimal dan kesejahteraan anggotanya akan meningkat. Keberadaan pendamping KUBE ini merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan program penjgentasan kemiskinan melalui pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Pendamping KUBE memilik peranan yang sangat strategis, yakti sebagai nara sumber, penggerak sekaligus sebagai fasilitator bagi pemberdayaan keluarga miskin. Sudah barang tentu untuk dapat melaksanakan tugas yang cukup berat tersebut para pendamping harus memilii pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengharapkan kepada para pendamping KUBE untuk tidak bosan-bosannya menambah pengetahuan yang dimiliki, sehingga saudara dapat melaksanakan tugas pendampingan secara optimal. Sebagai pendamping, saudara harus betul-betul mampu menjalin komunikasi yang baik dan dapat bekerjasama dengan anggota KUBE.

KUBE Program ini menjadi trademark-nya Depsos. Dengan metode Kelompok Usaha Bersama, ada dua unsur yang bisa dicapai oleh masyarakat yaitu keuntungan ekonomis dan sekaligus keuntungan sosial. Ini menjadi program yang sangat menarik, pertama karena dengan KUBE ini ada perguliran hasil usaha dan kedua adanya terjadi interaksi sosial, kesetiakawanan sosial diantara anggota kelompok KUBE maupun lingkungan sosialnya.

Kedepan, KUBE bisa berkembang menjadi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang mampu mengangkat penayandang miskin lainnya untuk entas dari kemiskinan. Dengan KUBE dan LKM simiskin ditargetkan dapat mandiri, yang ditunjukkan dengan indikator yaitu telah memiliki kegiatan ekonomi produktif yang bisa dikembangkan, dan memudahkan mereka untuk berpindah menjadi sektor usaha kecil, sehingga mampu mengurangi kemiskinan. (Andy)

SAPA Mobile


Teknologi Informasi

Teknologi jaringan komputer saat ini berkembang dengan pesat. Tidak ada satupun tempat di dunia ini yang tidak dapat diakses menggunakan komputer.

Berbagai model infrastruktur jaringan komputer dapat dilakukan melalui jaringan media transmisi telpon kabel maupun tanpa kabel, dan satelit

Permasalahan bagi petani

  • Masih dirasakan mahal oleh petani
  • Tidak semua petani dapat mengakses
  • Tidak Praktis dalam penggunaan (tdk dapat membawa laptop apalagi PC ke sawah)


  • Ponsel sebagai alternatif yang tepat bagi petani

    Penggunaan Telepon Seluler (Ponsel) merupakan media informasi yang tepat bagi petani karena :
  • Hampir semua petani sudah menggunakan Ponsel
  • Transmisi melalui jaringan telpon saat ini telah menjangkau banyak desa
  • Mudah dan praktis digunakan di berbagai tempat
  • Harga terjangkau
  • Biaya pulsa lebih murah (kurang dari Rp 1,- per akses data)


  • Dasar Pemikiran


    Sistem Agribisnis di Indonesia masih menerapkan sistem terpisah, saling berdiri sendiri, sehingga sering menimbulkan ketidakseimbangan pada proses distribusi produk-produknya. Mulai dari masalah pengembangan produk agribisnis yang tidak terpusat, distibusi produk yang belum optimal hingga harga produk yang fluktuatif

    Pokok Permasalahan
    1. Ketidak seimbangan informasi antara petani dengan penyalur atau dengan pasar sehingga sering terjadi
      1. Fluktuasi harga yang sangat tajam
      2. Pasokan saprotan dan distribusi hasil pertanian yang tidak tepat
      3. Harga jatuh pada saat panen raya.
    2. Kurangnya koordinasi antara petani sebagai pemain dengan pemerintah sebagai pengatur, banyak menimbulkan kebijakan yang kurang tepat.


    Teknologi Informasi “SAPA MOBILE”
    dalam
    Sistem “INDUSTRI PERTANIAN TERPADU”

    “SAPA MOBILE” merupakan satu konsep pengelolaan melalui sistem yang terintegrasi antara :

  • Petani
  • Distributor Saprotan
  • Lembaga Keuangan (LKM/KBMT)
  • Pengolahan Hasil Pertanian, dan
  • Pemasaran (Farm Outlet)

  • Sehingga dapat menghasilkan :

  • Memperpendek tata niaga pertanian
  • Data yang real time, akurat, dan akuntable
  • Pemegang kebijakan dapat memberikan kebijakan yang tepat.
  • Dapat melakukan pemetaan potensi komoditi pertanian





  • Kemampuan teknologi “SAPA MOBILE” yaitu :
    1. Operasioal dapat dilakukan melalui Komputer maupun Ponsel
    2. Input, Pengolahan, serta Output data dapat berupa Tulisan dan Gambar (Peta)
    3. Sistem Menu Sederhana disesuaikan dengan pengguna
    4. Tingkat keamanan data yang terjamin
    5. Pengaturan Otorisasi penggunaan yang disesuaikan dengan Peran dan Fungsinya
    6. Pengguna sesuai dengan Otorisasinya memiliki Username dan Password yang spesifik
    7. Dilengkapi dengan teknologi GPS yang dapat memantau perkembangan Pertanian
    8. 8.Memiliki Server yang memadai dan terus berkembang disesuaikan dengan perkembangan teknologi serta Kapasitas data yang dikelola

    KEUNGGULAN “SAPA MOBILE”


    SAPA MOBILE merupakan sistem konekting dari Konsep “Sistem Industri Pertanian Terpadu” yang meliputi :
    1. Petani
    2. Lembaga Keuangan (LKM/KBMT)
    3. Industri Prosesing & Hendling
    4. Farm Outlet
    Sehingga merupakan menjadikan SAPA MOBILE Solusi secara holistik


    Proses-proses Yang Dilakukan Oleh Petugas Lapangan
    1. Melakukan pencatatan data kelompok tani pada daerah layanan.
    2. Melakukan pencatatan data petani dari masing-masing kelompok.
    3. Pencatatan data lokasi pertanian dari masing-masing petani dengan layanan pengambilan gambar lokasi yang langsung akan disimpan dalam database server dengan informasi lokasi yang akurat menggunakan sistem location based service
    4. Pencatatan data produksi mulai dari jadwal penanaman, jadwal pemupukan, jadwal panen dan data produksi yang dihasilkan.
    5. Pencatatan data kebutuhan serana produksi dari masing-masing petani mulai dari kebutuhan benih, pupuk dan pestisida.
    6. Pencatatan data biaya kebutuhan dari masing-masing petani mulai dari biaya hidup dan biaya kebutuhan yang lain.

    Proses-proses Yang Dilakukan oleh kelompok tani

    1. Melihat data kelompok tani yang bergabung.
    2. Melihat data lokasi pertanian dari masing-masing petani yang bergabung.
    3. Melihat data produksi yang terjadi dalam lingkup kelompok tani yang bergabung.
    4. Melihat data kebutuhan secara produksi dari setiap petani yang bergabung.
    5. Melihat data kebutuhan biaya dari setiap petani yang bergabung

    Proses-proses yang dijalankan di sisi pejabat / pemerintah
    1. Melihat / memantau data kelompok tani yang tergabung.
    2. Melihat / memantau data lokasi pertanian diwilayahnya.
    3. Melihat / memantau data hasil produksi total per bulan.
    4. Melihat / memantau data kebutuhan sarana produksi total per bulan.
    5. Melihat / memantau data kebutuhan biaya total per bulan

    Manfaat Bagi Petani
    1. Dengan penyampaian informasi kebutuhan sarana produksi yang cepat dari lapangan ke koperasi, proses penyampaian sarana produksi yang dibutuhkan akan menjadi tepat waktu sehingga memberikan keuntungan bagi petani dalam proses produksinya menjadi lebih cepat.
    2. Dengan informasi yang akurat tersebut, bisa menghindari terjadinya over stok gudang. Sehingga harga akan tetap stabil bagi petani.
    3. Produktivitas pertanian menjadi meningkat, karena waktu yang selama ini terbuang karena keterlambatan informasi dan distribusi sarana produksi pertanian menjadi sangat efisien.
    4. Pendapatan dan kesejahteraan meningkat karena dengan sistem ini tidak diperlukan lagi jasa pengijon atau tengkulak, dan harga gabah akan lebih stabil

    Manfaat Bagi Kelompok Tani
    1. Dengan informasi data kelompok tani dan petani yang akurat, bisa diperkirakan biaya kebutuhan, sehingga bisa diperkirakan juga total hasil produksi.
    2. Dengan informasi produksi yang terupdate setiap waktu, bisa diperkirakan stok gudang sehingga memungkinkan proses distribusi yang baik

    Manfaat Bagi Pejabat/Pemerintah
    1. Proses monitoring yang baik, memungkinkan perkiraan stok bahan pangan yang lebih akurat.
    2. Penyampaian bahan sarana produksi menjadi lebih cepat dengan arus informasi yang cepat pula dari pihak petani.
    3. Proses pencatatan perkembangan pertanian yang lebih akurat dan tidak mengada-ada.

    Tampilan Web SAPA Mobile



    Tampilan SAPA Mobile di Telepon Seluler